Selasa, 07 Agustus 2012

...

Aku merasakan hasratmu bersama langkahku
Melangkah tegas dan lemas di atas daun basah
Aku merasakan itu, dan mencarinya
Tunjukan perasaan itu

Perlahan-lahan, 
Sepelan penantian serbuk sari jatuh ke bakal bunga
Aku duduk menghitung menit bulan yang hendak hilang

Tanganmu, membelai kasar kulit wajah keriput ini
Memandang dengan dingin dan sedih
Sedih 
Air hujan pun tak dapat menyembunyikan air wajahmu

Kau kebingungan
Mencoba mengingat apa yang terjadi 
Mau tau?
Saat itu, tanpa banyak bicara kita hanya menari di bawah sinar lampu jalan
Menari hingga gelap selesai
Menari tak peduli opini orang
Menari hingga bibir lelah untuk diam

Keheningan itu tersimpan di dalam tulang
Kebekuan itu terkubur di bawah sepatu kita
Ketidakpedulian yang akhirnya tumbuh dan mekar
Dan berbuah asam

Tak berbekas. Tak tahu apa itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar