Melangkah tegas dan lemas di atas daun basah
Aku merasakan itu, dan mencarinya
Tunjukan perasaan itu
Perlahan-lahan,
Sepelan penantian serbuk sari jatuh ke bakal bunga
Aku duduk menghitung menit bulan yang hendak hilang
Tanganmu, membelai kasar kulit wajah keriput ini
Memandang dengan dingin dan sedih
Sedih
Air hujan pun tak dapat menyembunyikan air wajahmu
Kau kebingungan
Mencoba mengingat apa yang terjadi
Mau tau?
Saat itu, tanpa banyak bicara kita hanya menari di bawah sinar lampu jalan
Menari hingga gelap selesai
Menari tak peduli opini orang
Menari hingga bibir lelah untuk diam
Keheningan itu tersimpan di dalam tulang
Kebekuan itu terkubur di bawah sepatu kita
Ketidakpedulian yang akhirnya tumbuh dan mekar
Dan berbuah asam
Tak berbekas. Tak tahu apa itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar